Penjelasan mengenai Aset Investasi dan Liabilitas dan Contohnya

Dimasyarakat yang belum bisa membedakan secara kongkrit antara Aset dan Investasi. Kita pasti sering mendengar kata “Aset” dan “Investasi” yang merupakan dua hal yang berbeda. Seringkali kita salah dalam menganggap sebuah pembelian barang dengan harga yang mahal, membeli motor misalnya. Kira–kira apa yang ada dalam pikiran kita mengenai sebuah motor baru?
“Ini adalah aset saya” atau “Ini adalah investasi saya”? Mana yang benar menurut shabat papamuda.eu.org tentang sebuah motor, sebagai Aset atau Investasi?
Apakah motor itu sebuah Aset atau Investasi, kita akan membahasnya pada artikel ini. Selain dua kata tersebut, masih ada satu kata lagi yang seringkali menjadi mispersepsi di kalangan masyarakat Indonesia.


Kata yang dimaksud adalah Liabilitas. Aset, Investasi dan Liabilitas merupakan tiga kata yang berbeda dan tentunya mempunyai sifat yang berbeda pula. namun walupun berbeda, malah ada potensi untuk saling bertolak belakang dan masih banyak dari kita yang belum memahami dengan baik. Khususnya bagi kita yang sedang bergerak dalam dunia bisnis, sangat penting untuk memahami dengan benar tentang tiga kata tersebut. Jangan sampai sebuah hal yang sebenarnya merupakan liabilitas kita anggap sebagai aset, begitu pula sebaliknya.

pexels/gabby-k

 Berikut Penjelasan mengenai Aset Investasi dan Liabilitas dan Contohnya:

Aset

Aset merupakan sesuatu yang di miliki dan efektif dalam menghasilkan profit jangka pendek bahkan hingga jangka panjang. Aset mempunyai ciri tidak membuatmu mengeluarkan banyak biaya tambahan, sebaliknya justru menghasilkan pemasukan sampingan yang cukup besar. Seringkali sebuah aset bisa menjadi liabilitas dan tidak berlaku hal sebaliknya. Contoh aset adalah investasi deposito.
Deposito adalah kita menabung dengan nominal tertentu dengan jangka waktu yang sudah ditentukan di sebuah instansi perbankan. Tidak ada biaya tambahan disini. Misalnya biaya administrasi bulanan. Ketika jangka waktu sudah habis, kita bisa melakukan pencairan jumlah awal deposito berikut dengan bunga berlipat. Uang kita dapat bertambah tanpa perlu susah payah diputarkan dalam bisnis terlebih dahulu.


Mari kita kembali ke pembahasan awal diatas, Jika kita membeli sebuah motor baru. Apakah motor itu bisa disebut sebagai aset? Kuncinya adalah apakah barang tersebut menghasilkan keuntungan atau pemasukan tambahan untuk kita. Jika barang tersebut adalah sebuah motor, apakah motor kita bisa menghasilkan pemasukan tambahan untuk kita? Jika kita memakai motor tersebut untuk bergabung dalam layanan aplikasi ojek online dan bisa menghasilkan pendapatan harian, maka motor tersebut merupakan Aset untuk kita.

Namun bagaimana jika pembelian motor ini hanya untuk aktifitas keseharian berangkat ke kantor dan jalan-jalan dengan keluarga. Apakah motor ini memberikan pemasukan tambahan atau hanya menghabiskan biaya servis bulanan. Tahan dulu jawaban kita, kita masih akan membahas tentang Aset sedikit lagi. Ini tambahan sedikit untuk para pelaku bisnis. Dalam dunia bisnis, Aset dipahami sebagai seluruh kekayaan sebuah badan usaha. Jika dilihat dari bentuknya, aset dapat berupa benda atau hak yang diperoleh melalui transaksi di masa lalu, contohnya saham atau paten.
Perusahaan bisa memanfaatkan keberadaan aktiva untuk menjalankan kegiatan bisnis, mulai dari pembiayaan operasional hingga investasi. Dilain sisi asset juga mempunyai nilai ekonomi karena dapat kita jual bahkan ditukar menjadi uang tunai. 

Dalam dunia bisnis, Aset dibagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu dari segi Konversi, Fisik, dan Penggunaan.


  • Konversi

Klasifikasi ini mengacu pada kemampuan dan kecepatan aset untuk ditukar menjadi uang tunai, bahasa kerennya likuditas. Ada dua pembagian disini, yaitu Aset lancar dan Aset tetap.
Aset lancar adalah aset yang tergolong memiliki likuiditas tinggi. Apabila sewaktu-waktu perusahaan membutuhkan dana segar maka aset ini dapat dengan mudah dijual atau ditukar demi menambah pundi-pundi rupiah.


Contoh dari aset lancar adalah Deposito, Tagihan piutang, Surat berharga, Saham, atau Saldo bank.
Selanjutnya adalah Aset tetap, juga dikenal sebagai aset tidak lancar atau aset keras. Berbeda dengan aset lancar, aset tetap bersifat tidak likuid alias sulit ditukar menjadi uang. Sekitainya bisa, prosesnya membutuhkan waktu yang lama.
Contoh Aset tetap adalah Merk dagang, Bangunan, Tanah, dan Mesin.


  • Fisik

Dari sudut pkitang eksistensi fisik, Aset bisa dibedakan menjadi Aset yang berwujud dan Aset yang tidak berwujud. Aset yang berwujud adalah aset yang bisa dilihat keberadaan bentuknya seperti Tanah, Uang tunai, Perlengkapan kantor, Bangunan, Mesin, motor.  Sedangkan contoh Aset yang tidak berwujud adalah Hak paten, Merk dagang, Hak sewa, dan Franchise.


  • Penggunaan

Klasifikasi ini digunakan untuk membedakan mana aset yang bisa digunakan dalam operasional perusahaan sehari-hari dan mana aset yang tidak bisa. Disebut dengan Aset operasional dan Aset non operasional. Aset operasional contohnya seperti Perlengkapan kantor, Bangunan, Merk dagang, motor. Sedangkan Aset non operasional contohnya adalah Deposito, Saham, Tagihan Piutang.


Investasi

Investasi adalah salah satu cara dalam mengembangkan jumlah uang atau harta yang kita miliki saat ini. Secara sederhana yang kita bermaksud untuk memperoleh dana lebih atas keuntungan di mendatang untuk mencapai tujuan tertentu. Sekilas mirip ya pengertian antara Investasi dengan Aset. Tujuannya adalah untuk memperoleh dana lebih atau tambahan pemasukan. Lalu dimana perbedaanya?
Perbedaanya adalah pada cara mengelolanya. Aset biasanya dikelola secara aktif oleh pemiliknya sendiri. Aset yang tidak dikelola oleh pemiliknya secara langsung namun dititipkan pada pihak lain disebut dengan Investasi.


Kita masih melanjutkan cerita motor diatas sebagai contoh. Jika kita menggunakan motor untuk menjadi driver aplikasi ride-sharing, maka kita memanfaatkan motor tersebut sebagai sebuah aset.
Namun jika kita menitipkan motor pada sebuah perusahaan jasa rental motor, karena kita jarang menggunakannya kecuali hanya urusan keluar kota. Kemudian kita mendapatkan pembagian keuntungan setiap bulan dari hasil rental motor, maka motor tersebut merupakan investasi kita.
Contoh lain misalnya tentang uang. Uang yang kita gunakan sendiri untuk melakukan aktifitas operasional sebuah usaha maka disebut dengan Aset. Karena kita mengelola sendiri uang kita.
Namun jika kita menitipkan sejumlah uang kepada bank sebagai deposito atau kepada perusahaan kawan kita sebagai modal usaha, maka uang tersebut merupakan Investasi. Karena kita tidak melakukan apa-apa untuk meningkatkan jumlah uang tersebut. kita hanya menunggu sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan di awal. Kemudian kita bisa mendapatkan jumlah yang sama sesuai yang disetorkan ditambah dengan jumlah uang sebagai pembagian keuntungan. 

 

Liabilitas

Liabilitas adalah barang berharga yang dimiliki namun pada penggunaanya tidak ada upaya untuk mendapatkan pendapatan tambahan. Yang ada malah lebih menjurus pada penambahan pengeluaran.
Jadi, mempunyai barang tersebut secara tersurat menunjukkan kemampuan finansial kita dan umumnya tujuan awal ketika membeli adalah untuk menjadi sebuah Aset. Namun, tanpa disadari, kamu justru mengeluarkan biaya lebih selama memiliki barang tersebut.


Contohnya masih tentang motor seperti diatas. motor bisa dikatakan hanya sebagai sebuah liabilitas karena tidak bisa menghasilkan pendapatan tambahan untuk kita.
Mungkin motor memberikan kita kenyamanan dan kecepatan untuk berangkat ke kantor dan bepergian dengan keluarga. Selain itu motor juga membutuhkan biaya perawatan, pajak, dan suku cadang. Ini tentu menambah besar pengeluaran kita.


Jadi liabilitas bisa diartikan sebagai sebuah sumber pengeluaran yang akan mengurangi kekayaan kita. Liabilitas juga bisa diartikan dengan kepemilikan atas sesuatu dengan pembiayaan yang besar.
Dalam dunia usaha liabilitas didefinisikan sebagai kewajiban yang timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu dapat diselesaikan penyediaan layanan atau manfaat ekonomi lainnya.
Liabilitas dalam perusahaan disebut juga beban keuangan. Beban keuangan perusahaan meliputi gaji pegawai, pajak perusahaan, biaya sewa gedung, dan hutang.


Sampai Sini Kita Sudah Jelas, Jika masih bingung dengan perbedaan antara Aset, Investasi, dan Liabilitas?
Hal ini dapat dimaklumi karena sebenarnya perbedaan itu dilihat dari bagaimana kita memperlakukan sebuah barang yang kita beli. Satu barang yang kita beli bisa menjadi Aset, Investasi, atau Liabilitas tergantung dari bagaimana kita memanfaatkannya. Konsep utamanya dari Aset dan Investasi sebenarnya hampir sama. Satu hal yang membedakannya adalah apakah kita berkontribusi secara aktif atau pasif dalam upaya mendapatkan penghasilan.


Liabilitas lebih mudah lagi analisanya, jika barang tersebut tidak menghasilkan apapun dan malah menambah pengeluaran kita untuk barang tersebut. Satu contoh terakhir yaitu mengenai konsep rumah yang selama ini dipercaya sebagai prioritas utama untuk aset. Rumah menjadi liabilitas ketika kita membeli untuk ditempati sendiri karena harus mengeluarkan biaya pemeliharaan, renovasi dan semacamnya. Namun, properti tersebut berubah jadi aset ketika kita sewakan atau gunakan sebagai lokasi untuk berbisnis karena menghasilkan pemasukan tambahan. 

Rumah bisa disebut sebagai investasi apabila kita mempersilahkannya untuk digunakan sebagai aktifitas usaha dan kita akan mendapatkan pembagian keuntungan dari hasil usaha tersebut sesuai presentase yang ditentukan. Liabilitas ketika dibiarkan akan terus mengurangi aset yang dimiliki, sementara saat aset kita bertambah maka finansial kita akan semakin jaya. Menyikapi agar liabilitas tidak membuat kita semakin merugi tentu saja dengan terus menerus menambah aset. Kemudian memanfaatkan sebagian aset kita untuk berinvestasi, selain memakai aset kita yang lain secara mandiri. Dengan memanfaatkan sebagian aset untuk berinvestasi berarti kita mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendapatan tambahan dengan jangka waktu tertentu.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama